MEDAN
Rasa duka mendalam menyelimuti keluarga besar Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Medan Deli Guntur Parulian Turnip.
Nedy Mahapati Turnip, sosok yang dikenal santun dan penuh kebaikan, telah berpulang pada Minggu, 15 September 2024, sekitar pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Imelda Medan.
Kepergiannya meninggalkan luka yang mendalam di hati keluarga, kerabat, dan semua orang yang mengenalnya.
Nedy, yang lahir pada 7 Desember 2004, bukan hanya dikenal sebagai putra kebanggaan orang tuanya Guntur Turnip – Santi Silaban, tetapi juga seorang pemuda yang memiliki hati lembut dan penuh kasih.
Ia rajin beribadah ke gereja, tak pernah absen untuk berdoa dan melayani Tuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari, Nedy sangat menyayangi ketiga adiknya, Rani, Putri dan Sarah.
Kepeduliannya terhadap mereka terlihat begitu nyata, mulai dari membantu mereka belajar hingga selalu memastikan adik-adiknya merasa aman dan dicintai.
“Ia selalu mengutamakan adik-adiknya,” ujar Guntur Parulian Turnip, ayah Nedy, dengan air mata yang terus mengalir. “Dia tak pernah membiarkan Rani, Putri dan Sarah merasa sendirian, selalu ada untuk mereka.”
Setiap orang yang mengenal Nedy, baik keluarga, teman, maupun tetangga, bersaksi bahwa dia adalah pribadi yang baik hati dan santun.
Tak ada yang bisa melupakan senyum ramahnya, cara dia menyapa orang dengan penuh hormat, serta kebaikannya yang selalu terasa hangat.
“Nedy adalah contoh anak muda yang luar biasa. Dia tidak pernah marah, selalu menghormati siapa pun, baik yang tua maupun muda,” ujar seorang tetangga yang turut berduka.
Di rumah duka, suasana haru tak bisa dibendung. Isak tangis terdengar di setiap sudut, terutama dari ibu Nedy, Santi Boru Silaban, yang tak pernah mau jauh dari jasadnya .
“Nedy anak yang selalu membuat kami bangga. Tuhan, kenapa begitu cepat Engkau memanggilnya?” ujarnya dengan suara yang terisak.
Kenangan indah tentang Nedy terus mengalir di benak semua orang. Salah satu temannya mengenang, “Nedy selalu ada ketika kami membutuhkan. Tak ada yang pernah dia tolak, meskipun kadang dia harus mengorbankan waktunya sendiri. Kebaikannya tak tergantikan.”
Tak hanya bagi keluarganya, kepergian Nedy juga menjadi kehilangan besar bagi gereja dan komunitas di sekitarnya.
Pendeta gereja tempat Nedy biasa beribadah turut menyampaikan belasungkawa, “Nedy adalah pemuda yang selalu bersemangat dalam pelayanan. Kami merasa sangat kehilangan, tapi kami percaya, dia kini bersama Tuhan di tempat yang terbaik.”
Prosesi pemakaman Nedy yang rencananya akan dilangsungkan Rabu di kampung halaman orang tuanya, akan menjadi momen penuh duka bagi semua yang hadir. Seluruh keluarga, sahabat, dan kerabat akan mengantarnya ke peristirahatan terakhir dengan hati yang berat, namun penuh cinta.
Selamat jalan, Nedy Mahapati Guntur. Kepergianmu meninggalkan sejuta kenangan indah yang tak akan pernah kami lupakan. Segala kebaikanmu, senyummu, dan kasih sayangmu akan selalu hidup di dalam hati kami. Tuhan, terimalah Nedy di sisi-Mu, berikanlah dia kedamaian abadi. (AVID)