LEBAK – Aktivis asal Lebak, King Naga berikan apresiasi kepada Dita Fajar Calon Wakil Bupati Lebak dari nomor urut 03 yang telah melakukan sosialisasi di tempat-tempat tidak tersentuh dan mungkin terabaikan dari pandangan publik.
Menurut Naga, Pasangan calon lain sibuk mendatangi rumah-rumah para tokoh agama, pemuda dan masyarakat demi sebuah pencitraan dengan tujuan hanya berusaha meraih suara, namun terkadang mereka lupa karena sering melewati orang pinggiran yang berharap kedatangan calon pemimpin yang akan membawa nasib masyarakat lima tahun kedepan.
“Kita apresiasi langkah Pak Dita sebagai Calon Wakil Bupati Lebak yang telah blusukan ke tempat termarjinalkan dan tentunya jarang di jamah oleh orang lain dan mungkin paslon lain. Kita lihat saja kebanyakan mereka para Paslon hanya berkunjung ketempat pini sepuh kiyai dan itupun hanya ada maunya saja pada saat pilkada. Beda dengan Wabup 03 sosialisasi ditempat yang seolah terasingkan seperti cafe dan dan tempat hiburan malam guna menyerap aspirasi mereka,” ujar Naga kepada Awak Media, Minggu (24/11/2024).
King Naga juga mengaku terharu melihat kemuliaan hati dari Calon Wakil Bupati nomor urut 03 Dita Fajar yang telah mendatangi tempat yang terasingkan dan dipandang negatif oleh khalayak umum.
“Bukankah kita harus menerangi jalan yang gelap, membersihkan tempat yang kotor, sudah tepat langkah Fajar menurut saya untuk menyerap aspirasi di semua lini,” imbuhnya.
“Seorang peserta calon Wakil Bupati menurut saya wajar jika bersosialisasi dimanapun berada karena itu bentuk kepedulian dan apresiasi seorang calon, agar warganya mengenal dan mengetahui siapa calon pemimpinnya nanti. Jika sebuah sosialisasi dijadikan sebuah asumsi kurang baik untuk publik maka menurut saya itu hanya sekedar fitnah, terkecuali jika seorang calon paslon sedang tidak menggunakan pakaian di dalam kamar bersama wanita mungkin itu baru bisa dibilang kurang baik,” tukasnya.
Ditempat terpisah, Rudi Hermanto, SH menambahkan bahwa hal ini pernah dilakukan oleh seorang ulama hebat seperti Gus Miftah yang menyiarkan tentang ajaran agama di tempat prostitusi namun tanggapan masyarakat biasa saja dan malah mendapatkan apresiasi, tapi kenapa diwaktu seorang peserta calon wakil bupati ingin bersosialisasi di tempat hiburan jadi perdebatan. Kata Rudi jika memang Wakil Bupati Calon peserta nomor urut 3 sudah dilantik dan dia tertangkap tangan sedang berada didalam sebuah kamar dengan seorang wanita penghibur mungkin bisa dikatakan wabup tersebut tidak mencerminkan perilaku seorang pemimpin yang baik.
“Untuk itu, Kami selaku kuasa hukum bacalon bupati dan wakil bupati akan memproses berita ini ke jalur hukum karena kami menganggap ini adalah fitnah atau pencemaran nama baik untuk menjatuhkan paslon nomor urut 03,” tandas Rudi. (Enggar)